Apakah kamu tengah memikirkan bagaimana supaya jumlah streaming lagu kamu bertambah? Atau tengah memikirkan supaya stok CD kamu cepat laku?
Tidak ada salahnya jika kamu masih memikirkan hal-hal tersebut saat ini. Secara gampangnya sih kelihatannya jika jumlah streaming lagu bertambah, banyak yang download lagunya ataupun jualan CD cepat habis bakalan menambah pundi-pundi pemasukan. Nah saya mau menawarkan sebuah konsep dimana menjadikan musik bukan sebuah komoditi tetapi sebuah jasa pelayanan.
Mengutip istilah industri pelayanan dari Business Dictionary, industri pelayanan adalah industri yang dibangun oleh perusahaan yang mana penghasilan utamanya adalah dari produk yang tidak berwujud dan jasa pelayanan.
Jika melihat dari bentuknya musik adalah produk yang tidak ada wujudnya. Selama ini telah terjadi miskonsepsi yang mengira produk musik adalah CD atau kaset atau digital download. Padahal bukan! Produk-produk fisik tersebut yang menggunakan jasa musik untuk dapat memberikan nilai lebih dan bisa dibeli oleh konsumen.
Dalam risalah perdana ini, saya coba paparkan beberapa ide atau bentuk layanan untuk membantu bidang bisnis lain:
1. Meningkatkan perhatian pada merk/brand.
Musik sebagai jingle iklan untuk dapat memberikan ‘nyawa’ dari merk/brand tersebut sehingga memiliki arti yang lebih bagi pemirsanya. Apalagi dengan lirik yang menggugah atau dengan lirik yang repetitive dan mudah diingat. Salah satu yang saya ingat dan melekat terus adalah iklan maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang menggunakan lagu Tanah Airku. Iklan yang mengudara sekitar tahun 90’an ini sangat pas sekali buat Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan kebanggaan Indonesia.
2. Restoran, kafe dan hotel.
Adanya music live di restoran yang dapat mengundang orang untuk datang dan memesan makanan. Musik baik itu yang diputar lewat perangkat rekam juga dapat membuat orang-orang untuk tetap betah berlama-lama duduk di kafe. Peluang ini mendorong tumbuhnya para penyusun playlist yang mengkurasi lagu-lagu agar sesuai dengan feel yang ingin ditampilkan oleh resto, kafe ataupun hotel.
3. Misi politik.
Musik juga acap digunakan partai politik untuk memasyarakatkan pesan-pesan politik dari sebuah partai. Salah satu contohnya adalah Mars Perindo.
4. Terapi kesehatan.
Contohnya adalah musik yang digunakan sebagai pengiring meditasi Yoga. Bahkan kawan saya di Singapura merancang konsep terapi yang menstimulasi pesertanya lewat musik agar dapat bercerita.
5. Sebagai musik latar untuk film.
Maraknya layanan streaming film belakangan ini juga mendorong industri perfilman untuk membuat konten orisinil. Tren binge-watching juga membuat para produser harus memperpanjang sebuah ide cerita menjadi serial yang bermusim-musim. Saya melihatnya ini sebuah peluang bagi musik untuk masuk dan menawarkan karyanya sebagai penguat ide cerita tadi.
6. Teknologi.
Di sektor industri yang berkaitan dengan teknologi, musik juga dapat membantu untuk mendatangkan para pengguna baru. Daya tarik yang diberikan musik dipercaya mampu menyedot perhatian dan ini mendorong pertumbuhan (growth) dari pemilik teknologi baru tersebut. Silahkan cek sendiri dari daftar perusahaan teknologi teratas ini, hampir separuh diantaranya memiliki layanan yang bersentuhan dengan musik.
Ada banyak lagi yang bisa kamu temui yang membuka ruang bahwa musik bukan hanya soal jualan CD atau download atau angka streaming. Ada banyak peluang lainnya dengan melihat musik menjadi sebuah layanan yang berkolaborasi dengan sektor bisnis lainnya dan saling menunjang.
Semoga risalah ini bisa memberikan ide yang memotivasi kamu untuk terus bermusik dan terus berkarya serta menghasilkan uang.