Prediksi Industri Musik Lokal

My name is Widi Asmoro.

Industri musik di tanah air tahun depan diprediksikan belum akan kembali pulih seperti jaya-jayanya di tahun ’90-an. Ini gue simpulkan melihat paruh tahun 2011 yang sedang berjalan dari serbuan pertunjukkan musik luar yang meningkat jumlahnya sekitar 80% dibanding tahun ini. Bisa jadi ancaman terhadap pertunjukkan musik lokal, meskipun dibeberapa pertunjukkan musik luar juga menampilkan musisi dalam negeri tapi tampaknya itu belum cukup. Dan lagi, pengganti jualan produk fisik CD dan Kaset yaitu RBT yang selama ini menjadi penyelamat juga mengalami stagnasi yang cukup mengkhawatirkan. Potongan lagu 30 detik nampaknya sudah bukan lagi pemuas pecinta musik dan bukan lagi menjadi alasan untuk mengeluarkan uang melainkan hanya untuk mengejar embel-embel hadiah. Dari sisi penyelenggara sistem RBT yaitu pihak operator telekomunikasi juga menganggap bisnis ini hanya ‘side-dish’ yang tidak menghasilkan revenue banyak. Namun mereka sadar betul tanpa musik dagangan jasa telekomunikasi mereka rasanya kurang bumbu. Baru Telkom yang benar-benar mencoba dengan menawarkan download lagu utuh (fulltrack download) lewat Melon, Langit Musik dan Fulltrek.com (yang terlupakan). Operator Esia menyusul dengan berbagai pilihan menarik bagi pelanggannya. Tapi yah CDMA, seberapa besar sih? Operator XL masih coba-coba dan menurut kabar dari burung, Indosat malah segan untuk terjun ke ranah ini.

Lalu iCloud dirasa menjadi jawaban ini semua. Oh tidak, iTunes untuk musik sendiri belum tersedia di Indonesia. Dan mimpi cloud computing masih jauh kalau kementrian kita masih sibuk ngaduk-ngaduk soal pornografi dibanding mengusahakan sebuah ekosistem internet yang mengacu industri kreatif. Jelas gue khawatir sangat!