Sebagai artis musisi pastinya sangat khawatir dengan keadaan saat ini. Teknologi telah mengubah segalanya. Pendapatan royalty dari penjualan fisik makin lama makin menurun. Belum lagi puas mengecap manisnya jualan dari ringbacktone, truetone ataupun ringtone sudah harus bersedih melihat lagu karyanya tersebar di jaringan internet (Multiply contohnya). Lalu darimanakah artis musisi ataupun pencipta lagu itu bisa menyambung hidup?
Mari kesampingkan pendapatan dari fee pertunjukan live yang biasa didapat. Tumpuan hidup dari album fisik tak lagi menghasilkan royalty yang besar. Siasat untuk mempersilahkan merk consumer goods untuk menempelkan logo nya (branding) di sampul album sempat menolong meski makin lama celah itu makin sempit dengan makin banyaknya album yang ingin disponsori. Musti dipikirkan cara lainnya agar tetap bisa generate money from music.
Mungkin saya terdengar kapitalis karena sedikit-sedikit bicara ttg duit. Tapi sebagai kepercayaan para artis tersebut menitipkan karyanya untuk ‘dijual’, seperti ada tanggung jawab tersendiri agar mereka pun tidak melakukan pekerjaaan sia-sia. Bohong kalau ada artis yang gabung di label (baik minor maupun major) gak mau dapet duit.
Bapak saya pernah bilang apa yang dibuat oleh manusia pasti bisa diselesaikan sama manusia juga. Tak ada yang tidak mungkin diotak-atik dari produk yang diproduksi manusia. Contohnya masalah pembajakan akibat ulah manusia harusnya bisa diselesaikan oleh manusia juga.
Enough with that. YouTube, Multiply, MySpace dsb sebagai jaringan social networking telah sangat popular. Terutama karena bumbu hiburan musik yang disediakan oleh aplikasi mereka. Pengunjung situs bertamah dan situs makin populer menghasilkan pemasang iklan yang mengalirkan jutaan dolar ke saku para pengembang situs tadi. Sementara industri musik kecolongan habis-habisan.
Untuk permasalahan lagu yang tersebar di internet tanpa ada proteksi copyright awal tahun 2007 lalu seorang bernama Vance Ikezoye mendemonstrasikan teknologi semacam ‘pengenalan sidik jari’ pada sebuah file lagu. Tak hanya mengenali, teknologi yang ditawarkan juga dapat memblock agar lagu yang sudah dikenali tadi tidak dapat menyebar luas (blocking). Dengan adanya teknologi ini file lagu-lagu yang tersebar melalui internet dapat diketahui dan dipungut copyright. Im not taking you into details, the brief is.. adanya teknologi ini, industri musik dapat meminta bagian dari pendapatan iklan yang dihasilkan para pengembang situs-situs yang disebutkan tadi. (prinsipnya seperti restoran, coba dibaca kembali yang ini)
Vance Ikezoye adalah pimpinan dari Audible Magic yang dengan teknologi bawaannya bak anjing penjaga yang menjaga agar ‘titipan’ artis-artis tadi tetap dapat generate money. Audible Magic ini dapat mengenali sebuah lagu meskipun lagu tadi telah dipadukan dengan visual yang lain. Sebagai contoh di YouTube banyak sekali kreatif muda yang membuat visualisasi klip dengan backsound sebuah lagu. Somehow dengan algoritma tertentu teknologi audible magic ini dapat mengenali lagu yang dipakai di klip yang dibuat sendiri itu (user generated). Setelah itu audible magic akan mencatat berapa kali video ini diputar dan melaporkan ke label rekaman (atau publishing yah.. masih mencari tau) jumlah nya. Kemudian dari sini YouTube akan membagi kue pendapatan dari iklan ke label rekaman sesuai dengan jumlah hit lagunya. Saya pernah coba tuliskan disini .
Sampai saat ini partnership audible magic dengan banyak situs terutama situs jaringan sosial semakin bertambah panjang daftarnya. YouTube, Yahoo, MySpace dan sebagainya telah mengasimilasi teknologi ini. Sifatnya pun semakin global dan meluas.
So dont be afraid about the future. Jadi musisi tetap masih menjadi pekerjaan menggiurkan. Tugas kamu yang ingin mengambil jalan hidup sebagai musisi adalah mencari label atau publishing yang akuntabilitasnya tidak diragukan dan dapat dipercaya untuk kamu titipkan karya-karya kamu. Dan kamu para netter dan peselancar jagad maya, teruslah meng-embed video-video di situs atau blog pribadi kamu. Atau buatlah video sendiri menggunakan lagu-lagu kami dan ajak teman-teman kamu diseluruh dunia untuk menontonnya.
Dengan begitu mudah-mudahan terjadi suatu mutualisme yang menguntungkan !
One Comment
Comments are closed.